2008-06-21





Menjauhlah Perpecahan Waspadalah Kemunafikan

Allah Ta’alah berfirman :
“Dan saling tolong menolonglah kalian dalam hal kebajikan dan taqwa”
(QS 5 Al Maidah : 3)


Persaudaraan Dalam Kehidupan Islam

Agama Islam dengan ajaran-ajaranya yang dinamis dan universal, supaya mendukung seluruh para ummat manusia untuk hidup dalam kondisi persaudaraan serta mengajak mereka untuk dapat mewujudkan persatuan kemanusian secara umum, dengan segala perbedaan yang ada, baik perbedaan dari segi warna, kulit, tanah air, dan kebangsaan, walaupun perbedaan tersebut dari segi etnis keturunan karena mereka pada dasarnya berasal dari Adam dan Adam itu sendiri di ciptakan dari tanah. (QS An-Nisa, 4 : 1 dan QS Al’ Imroan 3 : 59)

Dalam Al-Qur’an terdapat satu ayat yang dapat dijadikan sebagai undang-undang tentang persaudaraan manusia dan kemanusian. Ayat diatas menjelaskan secara mudah bahwa perbedaan manusia dalam berbagai bangsa dan tanah air, merupakan untuk saling berselisih atau saling bunuh satu sama lain, tetapi justru untuk saling berkenalan dan bertolong-menolong, agar manusia hidup diatas permukaan bumi ini, penuh rasa aman dan damai, hidup berdampingan, saling menghormati, saling bekerjasam satu sama lain, saling menyayangi dan saling bersatu.

Nabi Muhammad SAW, bersabda : “Barang siapa yang berusaha menolong saudaranya untuk memberikan kemanfaatan, maka pahala untuknya seprti berjuang di jalan Allah”.

Nabi Muhammad SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah punyak beberapa mahkluk yang tugasnya untuk memenuhi kebutuhan sesama manusia. Dia bersumpah demi Dzat-Nya tidak akan menyiksa mereka dineraka. Bila datang hari kiamat diletakkan mimbar yang dibuat dari cahaya, mereka mampu berhubungan dengan Allah, padahal lainnya tengah di hisab”.

Firman Allah SWT :

“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kalian dari seseorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal mengenal.(QS Al-Hujurat 49:13)

Disamping mengajak dan mendorong ummat manusia menuju ke arah kesatuan dan persaudaraan secara umum, islam juga menekankan untuk terwujud kesatuan dan persatuan secara islam, yakni persatuan dan persaudaraan yang bukan berdasarkan persamaan darah atau etnis keturunan dan golongan, tetapi yang berdiri di atas landasan dan dasar iman dan aqidah yang kokoh kepada Allah SWT dengan landasan kalimat Tauhid yang menjadi ciri khas ummat Muhammad SAW diatas muka bumi ini, yang mana diharapkan dengan kesatuan dan persaudaraan secara islami ini, ummat islam menjadi ummat yang bersatu, gotong royong, bahu membahu dan solidaritas yang tinggipenuh kesadaran dan kewasdaan. Berdasarkan beberapa fakta sejarah, dimanapun mereka berada, senantiasa di hadapkan kepada tangan-tangan, hambatan kezaliman, tekanan dan krisis-krisis yang mengerikan dari mereka.

Persatuan dan kesatuan, yang hendaknya dilakukan atas dasar keterpaduan dan keharmonisan semua anggota masyarakat muslim di mana satu dengan lainnya tidak saling berselisih dan cekcok. Persatuan dan kesatuan yang di haruskan menghimpun seluruh individu dan anggota, tidak ada kelebihan di antara satu dengan yang lainnya, kecuali karena taqwannya kepada Allah SWT tidak ada keistimewaan antara satu dengan yang lainnya kecuali jika yang satu lebih banyak berkorban, memberikan kontribusi dan bermurah hati, serta lebih memilih kehendak Allah SWT dari pada kehendak manusia.

Perpecahaan akan menjadikan ummat islam lumpuh dan lemah, akhirnya kekalahan yang akan dideritanya, boleh saja mereka berbeda pendapat atau berbeda bendera, tetapi perbedaan itu hendaknya jangan di biarkan menjadi suatu permusuhan dan konflik berkepanjangan diantara sesama ummat islam, bila pemusuhan dan konflik terjadi akan menularkan dua akibat yaitu :

  1. Secara interen ummat islam lemah posisinya, dikarenakan bila kesatuan dan persatuan mereka telah retak dan pecah, dan mengakibatkan timbulnya sebuah moral yang rendah.
  2. Kehormatan serta kehebatan mereka, dimata musuh akan pupus dan musnah akan menjadikan musuh lebih berani dan dengan mudah menundukkan dan mengalahkan kita.

Ummat islam telah menjadi ummat yang bersatu padu ketika dipimpin oleh rosullah SAW beliau membina dan mengatur masyarakat muslim generasi sahabat dengan membina tentang Tauhid yang murni dan dengan aqidah yang benar, yang tidak berbau musyrik dan kemunafikan.

Allah SWT sangat tidak suka ummat islam berselisih, karena perselisihan merupakan awal kelemahan yang akan melahirkan perpecahan yag akan berujung ke pintu kegagalan, kekalahan dan kesiasiaan
(QS Al-Anfal 8 : 46)

Rasulullah SAW juga telah memperingati dalam satu sabda beliau :

“Janganlah kamu seling memutuskan hubungan dan jangan saling membenci, jadilah kamu semua hamba-hamba Allah yang bersaudara (bersatu).
(HR.Bukhari)


Waspadalah Terhadap Kemunafikan dan Provokator

Nabi Muhammad SAW pernah memohonkan kepada Allah tentang 2 hal, yaitu :

  1. Betapapun mundurnya ummat islam, janganlah sampai mereka binasa dan musnah oleh bencana alam.
  2. Jangan sampai musuh menguasai ummat islam dan menjatuhkan derajat kehormatan mereka sendiri yang menjual kehormatan kepada musuh.

Nabi Muhammad SAW bersabda : “Barang siapa yang berjalan (berusaha) demi kebutuhan sesama muslim, padahal akhirnya mampu memenuhi kebutuhan tersebut atau tidak mampu, maka Allah akan menurunkan dosa-dosa masa lampau dan dosa yang akan datang, juga akan diberi dua kebebasan: bebas dari neraka dan bebs dari sifat kenunafikan”.

Ummat islam tidak akan bernasib musnah seperti nasibnya ummat-ummat besar terdahulu yang telah musnah, seperti Fir’aun dari mesir, bangsa-bangsa latin dan Anglo Saxon di eropa, bangsa yunani dengan beradapanya yang tinggi dan lain-lainya.

Oleh Nabi Muhammad SAW si munafik ini disebut sebagai “dzul-wajhain (bermuka dua), bahkan mungkin, memiliki 1000 muka dialah pembohong, pendusta pendengki, tukang fitnah, provokator, perusak dan pemecah belah persatuan dan kesatuan. Ibnu khaldun seseorang, sosiolog muslim terkenal, menanamkan si munafik ini sebagai mutamaliq, si pengambil muka untuk itulah kita harus hati-hati dan waspadalah terhadap ulah dan perilaku si munafik ini.

Dari Annas ra. Katanya bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : “Barang siapa yang berusaha memenuhi kebutuhan saudara muslim, maka Allah mencatat setiap langkah ditulis 70 kebaikan dan dihapus 70 kejahatan jika kebutuhan itu terpenuhi, maka ia lepas dari dosa-dosa jika kebutuhan itu terpenuhi, maka ia lepas dari dosa-dosanya laksana baru lahir dari Ibunya. Bila ia mati pada saat itu, maka dia masuk surga tanpa hisab”.

"Sebelumnya saya mohon maaf apabila ada kata-kata dan tulisan saya kurang enak di pandang dan di baca"

Penulis : Lahuddin At Taufiqi, S.H.

Anonim mengatakan...

benar tu.. kita sebagai bangsa indonesia dan umat islam saling bersatu kayak lidi terus di jadikan satu dan akhirnya bisa bermanfaat untuk menyapu.
*_*he...
met kenal aja/

Anonim mengatakan...

dasar munafik...........
bunuh munafik
dan bunuh provokator!!!!!!

Anonim mengatakan...

kenapa di dunia ada orang muna ya???